Backup data sering dianggap sepele padahal bisa menyelamatkan banyak hal. Apalagi kalau kamu bekerja dengan dokumen digital setiap hari, kehilangan file bisa jadi masalah besar. Tapi kabar baiknya, backup data itu nggak harus rumit, apalagi kalau kamu melakukannya lewat File Manager yang sudah ada di perangkatmu.
Panduan Backup Data di File Manager, Ikuti Langkah Berikut
Supaya kamu nggak kebingungan dan bisa langsung praktik, ini dia langkah-langkah sederhana yang bisa kamu ikuti untuk backup data lewat File Manager:
1. Tentukan File atau Folder Penting
Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah memilih file atau folder mana saja yang perlu disimpan. Fokus ke dokumen penting seperti tugas, laporan kerja, atau file multimedia yang nggak bisa didapat ulang.
2. Buat Folder Khusus Backup
Setelah menentukan file yang ingin dibackup, kamu bisa membuat folder khusus di File Manager. Folder ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan utama supaya file kamu tetap rapi dan mudah dicari.
3. Salin File ke Penyimpanan Eksternal
Gunakan fitur salin atau pindahkan file ke penyimpanan eksternal seperti flashdisk, harddisk eksternal, atau kartu memori. Cara ini jadi salah satu metode paling aman karena tidak tergantung pada satu perangkat saja.
4. Backup ke Cloud Storage
Kalau kamu ingin lebih praktis, manfaatkan layanan cloud seperti Google Drive atau OneDrive. Kamu hanya perlu login dan mengunggah file ke akunmu agar bisa diakses kapan saja, bahkan dari perangkat lain.
5. Lakukan Backup Secara Berkala
Backup sekali saja tidak cukup, kamu perlu menjadwalkan backup secara rutin. Dengan cara ini, data terbaru kamu tetap aman dan risiko kehilangan bisa diminimalisir.
6. Cek Konsistensi File Backup
Jangan cuma backup, tapi juga pastikan file yang disalin terbuka dan bisa digunakan dengan baik. Cek beberapa file secara acak agar kamu yakin data backup-nya nggak corrupt atau gagal disalin.
Baca Juga: Panduan Backup Data di File Manager, Ikuti Langkah Berikut
7. Gunakan Format Arsip untuk Efisiensi
Kalau kamu backup dalam jumlah besar, pertimbangkan untuk mengarsipkan file menggunakan format ZIP atau RAR. File yang sudah dikompres lebih ringan dan lebih cepat dipindahkan. Kamu juga bisa mengamankan arsip dengan password jika isinya bersifat pribadi atau rahasia.
8. Beri Tanggal pada Folder Backup
Folder backup yang dilengkapi tanggal akan memudahkan kamu melacak versi terakhir data yang disimpan. Ini sangat membantu saat kamu perlu membandingkan file lama dan baru.
Kebiasaan ini membuat sistem backup kamu jadi lebih rapi dan terstruktur.
9. Hindari Backup di Lokasi yang Sama
Jangan menyimpan file backup di partisi yang sama dengan file aslinya. Kalau sistem rusak atau terkena virus, dua-duanya bisa ikut hilang.
Pilih lokasi yang benar-benar terpisah, misalnya drive eksternal atau cloud.
10. Backup Otomatis Pakai Aplikasi Tambahan
Kalau kamu ingin semuanya berjalan otomatis, kamu bisa pakai aplikasi seperti SyncBack atau AOMEI Backupper. Aplikasi ini bisa kamu atur agar backup dilakukan secara berkala tanpa harus ingat manual.
Ini solusi yang cocok kalau kamu punya banyak file dan malas repot tiap minggu.